Senin, 15 Agustus 2016

UJI TRIANGLE

            Uji sensoris atau uji organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikilogis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indera yang berasal dari benda tersebut (Agusman, 2013). Uji sensoris mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengujian bahan pangan contohnya dalam mengambil keputusan pada tahap siklus produk. Dalam uji sensoris diperlukan kemampuan dan keterampilan dalam menguji dengan menggunakan panca indera, karena apabila salah satu panca indera mengalami gangguan akan berakibat buruk dan hasilnya tidak efisien. Maka dari itu tidak diperkenankan bagi yang memiliki kekurangan dalam panca inderanya untuk menjadi panelis karena salah satu syarat panelis adalah harus mempunyai kepekaan atau sensitivitas yang normal.
            Adapun tipe- tipe pengujian dalam uji sensoris yaitu, uji kesukaan (preference test) untuk menentukan apakah ada perbedaan sensoris antar sampel dan uji pembedaan (difference test) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel yang disajikan. Macam-macam dari uji pembedaan yaitu uji berpasangan, uji triangle, uji duo trio, uji pasangan ganda, uji pasangan jamak, dan uji stimulus tunggal. Pada artikel ini akan dibahas tentang salah satu macam dari uji pembedaan yaitu uji triangle.
            Uji triangle atau yang sering disebut juga dengan uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Uji ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Pada uji ini masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan besamaan tetapi dapat pula berurutan. Dua dari tiga contoh itu adalah sama dan yang ketiga berlainan. Panelis diminta memilih satu dari ketiga contoh yang berbeda dari dua yang lain. Dalam uji ini tidak ada contoh baku atau pembanding. Penilaian panelis tidak boleh ragu-ragu harus memilih atau menerka salah satu yang dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panelis  tidak dapat membedakan ketiga contoh tersebut. Dalam uji segitiga keseragaman ketiga contoh sangat penting agar dapat dihindari pengaruh pengujian. Tiga contoh yang disajikan harus sama untuk semua karakteristik kecuali karakteristik yang sedang dicari perbedaannya (Wagiyono, 2003). Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang besifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui  sejauh mana perbedaan antara dua buah sampel yang disediakan. (Kartika, 1998)

            Daftar Pustaka
Agusman. 2013. Pengujian Organoleptik. http://tekpan.unimus.ac.id/wpcontent/uploads/2014/03/ Uji-Organleptik-Produk-Pangan.pdf . Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kartika, B., Hastuti., dan Supartono. 1998. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Wagiyono. 2003. Menguji Pembedaan Secara Organoleptik. bagian proyek pengembangan kurikulum direktorat pendidikan menengah kejuruan direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah departemen pendidikan nasional. Jakarta : Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar