UJI TRIANGLE
Uji sensoris atau uji organoleptik
adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan diartikan
sebagai suatu proses fisio-psikilogis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat
indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indera
yang berasal dari benda tersebut (Agusman, 2013). Uji sensoris mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pengujian bahan pangan contohnya dalam
mengambil keputusan pada tahap siklus produk. Dalam uji sensoris diperlukan
kemampuan dan keterampilan dalam menguji dengan menggunakan panca indera,
karena apabila salah satu panca indera mengalami gangguan akan berakibat buruk
dan hasilnya tidak efisien. Maka dari itu tidak diperkenankan bagi yang
memiliki kekurangan dalam panca inderanya untuk menjadi panelis karena salah
satu syarat panelis adalah harus mempunyai kepekaan atau sensitivitas yang
normal.
Adapun tipe- tipe
pengujian dalam uji sensoris yaitu, uji kesukaan (preference test) untuk
menentukan apakah ada perbedaan sensoris antar sampel dan uji pembedaan
(difference test) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel yang
disajikan. Macam-macam dari uji pembedaan yaitu uji berpasangan, uji triangle,
uji duo trio, uji pasangan ganda, uji pasangan jamak, dan uji stimulus tunggal.
Pada artikel ini akan dibahas tentang salah satu macam dari uji pembedaan yaitu
uji triangle.
Uji triangle atau yang
sering disebut juga dengan uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan
yang kecil. Uji ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji
pasangan. Pada uji ini masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh
berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan besamaan tetapi dapat
pula berurutan. Dua dari tiga contoh itu adalah sama dan yang ketiga berlainan.
Panelis diminta memilih satu dari ketiga contoh yang berbeda dari dua yang
lain. Dalam uji ini tidak ada contoh baku atau pembanding. Penilaian panelis
tidak boleh ragu-ragu harus memilih atau menerka salah satu yang dianggap paling
berbeda. Demikian pula jika panelis
tidak dapat membedakan ketiga contoh tersebut. Dalam uji segitiga
keseragaman ketiga contoh sangat penting agar dapat dihindari pengaruh
pengujian. Tiga contoh yang disajikan harus sama untuk semua karakteristik
kecuali karakteristik yang sedang dicari perbedaannya (Wagiyono, 2003). Uji triangle
ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan Antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang besifat lebih terarah,
yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi
ada pula yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua buah sampel
yang disediakan. (Kartika, 1998)
Daftar Pustaka
Agusman. 2013. Pengujian
Organoleptik. http://tekpan.unimus.ac.id/wpcontent/uploads/2014/03/
Uji-Organleptik-Produk-Pangan.pdf . Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kartika, B., Hastuti., dan Supartono. 1998. Pedoman Uji Inderawi Bahan
Pangan. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Wagiyono. 2003. Menguji Pembedaan Secara Organoleptik.
bagian proyek pengembangan kurikulum direktorat
pendidikan menengah kejuruan direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah departemen
pendidikan nasional. Jakarta : Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar