Selasa, 30 Agustus 2016

IMUNOLOGY

Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi

            Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan cara alami untuk menjaga nutrisi yang baik, meningkatkan daya tahan tubuh serta memelihara emosi selama masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan serta faktor anti bakteri dan anti virus yang melindungi bayi terhadap infeksi. WHO menyatakan hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut, yang dapat dicegah dengan ASI eksklusif. Beberapa penelitian pun membuktikan ASI dapat mengurangi kejadian berbagai infeksi selama masa bayi dan balita terhadap gastroenteritis, infeksi saluran pernapasan, otitis media, sepsis neonatorum, dan infeksi saluran kemih.
            Awal dari pemberian ASI adalah pengeluaran kolostrum pada saat lahir, ASI transisi pada sepuluh sampai dengan dua minggu pertama sejak lahir. Dan berikutnya dinamakan ASI matang. Semakin matang ASI, konsentrasi imunoglobin , protein, dan vitamin larut lemak menurun, sedangkan laktosa, lemak, kalori dan vitamin larut air meningkat.
            Pengaruh imunologis berhubungan dengan kenyataan bahwa ASI kaya dengan berbagai faktor aktif khususnya antibodi. Sekretori IgA (sIgA) melindungi membran mukosa saluran pencernaan dan pernafasan, antibodi IgG dan IgM, hormon, antioksidan, vitamin, sitokin, faktor pertumbuhan, komponen, prostaglandin, granulosit, makrofag, serta limfosit B dan T. Apabila dibandingkan susu formula,dan dengan pemberian ASI eksklusif di negara maju dengan penyakit saluran pernapasan berat, akan lebih lama membutuhkan rawat inap pada bayi yang diberi susu formula dari pada bayi yang diberi ASI eksklusif.
            Sekretori IgA pada ASI merupakan sumber utama imunitas didapat secara pasif selama beberapa minggu sebelum produksi endogen sIgA, konsentrasi paling tinggi pada beberapa hari pertama post partum.21 Selama masa pasca lahir, bayi rentan terhadap infeksi patogen yang masuk, oleh sebab itu sIgA adalah faktor protektif penting terhadap infeksi. Imunoglobulin A (Ig A) yang terdapat di dalam antibodi maternal didapat dari sistem imun saluran cerna dan pernafasan yang dibawa melalui sirkulasi darah dan limfatik ke kelenjar payudara, akhirnya dikeluarkan melalui ASI sebagai sIgA.
            Air susu ibu mempunyai sejumlah faktor yang mempengaruhi mikroflora usus bayi, sehingga menambah kolonisasi dari jumlah bakteri sementara menghambat kolonisasi yang lainnya. Berikut zat imunologi yang dimiliki oleh ASI :
1.      Laktoferin, merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik dan bakterisid. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan zat besi sehingga tidak tersedia untuk bakteri patogen.
2.      Lisozim, suatu enzim yang diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara, dapat memecah dinding sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus dan menambah aktifitas bakterisid sIgA terhadap E. coli dan beberapa Salmonella. Kadar dalam ASI 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibandingkan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume.
3.      Komplemen, berupa komplemen C3 yang dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 dalam kolostrum sekitar 50%–70% kadar serum dewasa.
4.      Granulocyte colony – stimulating factor (G-CSF) merupakan sitokin spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalui efek proliferasi, diferensiasi dan ketahanan neutrofil.
5.      Oligosakarida, menghadang bakteri dengan cara bekerja sebagai reseptor dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus bayi.
6.      Musin, melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimikroba, dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh.
7.      Lipase, membentuk asam lemak dan monogliserida yang menginaktivasi organisme.
8.      Interferon dan fibronektin mempunyai aktifitas antiviral dan menambah sifat lisis dari leukosit susu.
9.      Protein pengikat vitamin B12 dan asam folat, dapat menjadi antibakteri dengan menghalangi bakteri seperti E.coli dan bacteroides untuk mengikat vitamin bebas sebagai faktor pertumbuhan.
10.  Probiotik, bayi yang mendapat ASI mempunyai kandungan Lactobacilli yang tinggi, terutama Lactobacillus bifidus (Bifidobacterium bifidum). Glikan merupakan komponen ASI yang menstimulasi pert umbuhan dan kolonisasi L. bifidus. Kuman ini akan mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, situasi asam dalam cairan usus akan menghambat pertumbuhan E. Coli.

            Komponen imunologi dan bioaktif susu bekerja secara sinergis untuk memberikan sistem penyokong imunologi pasif dari ibu ke bayinya pada hari dan bulan pertama kelahiran. Beberapa studi secara jelas mengatakan keuntungan secara klinis menunjukkan penurunan risiko infeksi saluran cerna dan pernapasan terutama selama tahun pertama kehidupan. Kejadian meningkatnya faktor bioaktif dan imun dapat menjelaskan penurunan risiko alergi saluran cerna dan pernapasan serta penyakit autoimun pada anak yang diberi ASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar