Tinggi dan berat badan digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh
(IMT) yang diukur berdasarkan rasio berat badan (dalam kilogram) dan kuadrat
tinggi badan (dalam meter). IMT merupakan ukuran antropometri yang seringkali
digunakan untuk menentukan status gizi seseorang. Pengukuran antropometri mempunyai dua jenis yaitu pengukuran ukuran tubuh (body size) dan pengukuran komposisi tubuh (body composition). Banyak cara yang dilakukan untuk
pengukuran ukuran tubuh (body size), yaitu panjang badan, tinggi badan,
tinggi lutut, rentang lengan, berat badan, dan lebar siku. Disini akan
diuaraikan apa dan bagaimana mengukur tinggi badan dengan pengukuran tinggi
lutut.
Pengukuran
Tinggi Lutut merupakan pengukuran tinggi badan yang digunakan untuk seseorang
yang tidak dapat berdiri dengan tegak seperti lansia ataupun yang sedang sakit
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran tinggi badan secara
normal. Tinggi lutut berkaitan dengan tinggi badan seseorang dan dapat
digunakan untuk mengukur tinggi badan penderita gangguan tulang belakang atau
seseorang yang tidak dapat berdiri. Pengukuran tinggi badan pada lansia
tidaklah mudah, dan salah satu pengukurannya adalah dengan mengukur tinggi
lutut. Berbeda dengan tinggi badan, tinggi lutut hanya sedikit mengalami
perubahan seiring dengan bertambahnya usia. Proses penuaan tidak mempengaruhi
panjang dari beberapa tulang panjang, seperti lengan dan kaki, oleh karena itu,
tinggi lutut digunakan sebagai indikator dalam pengukuran tinggi badan pada
lansia.
Alat
pengukur tinggi lutut
Langkah-langkah yang bisa dilakukan
dalam mengukur tinggi lutut secara terlentang :
1. Pasien tidur terlentang pada tempat tidur
(usahakan posisi tempat tidur/kasur rata)
2. Tempatkan alat penyangga diantara lipatan paha
dan betis kaki kiri membentuk sudut siku-siku (90°)
3. Beri bantuan dengan bantal pada bagian belakang
pasien jika alat penyangga terlalu tinggi
4. Telapak kaki kiri pasien membentuk sudut (90°)
5. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki
kiri pada bagian tumit dan lutut
6. Baca angka (panjang lutut) pada alat secara
teliti
7. Catat angka hasil pengukuran
Adapun langkah-langkah
yang bisa dilakukan selain dengan cara terlentang yaitu dengan cara duduk :
1.
Pasien yang akan diukur tinggi
lututnya duduk pada kursi
2.
Posisi duduk sempurna (badan
tegak, tangan bebas kebawah, dan wajah menghadap kedepan)
3.
Lutut kedua kaki membentuk sudut
siku-siku (90°)
4.
Telapak kaki kiri yang diukur juga membentuk
sudut siku-siku (90°)
5.
Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri
bagian tumit dan lutut
6.
Baca angka (panjang lutut) pada alat secara
teliti
7.
Cacat angka hasil pengukuran
Selanjutnya dihitung
menggunakan rumus :
Laki-laki = 64,19 + (2,02 TL) –
(0,04 U)
Perempuan = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)
Tinggi badan dapat
diprediksi dari tinggi lutut apabila pasien yang akan diukur tidak dapat
berdiri dengan tegak dikarenakan sakit ataupun pasien sudah lansia karena tinggi
lutut hanya sedikit mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia dan proses
penuaan tidak mempengaruhi panjang dari beberapa tulang, oleh karena itu,
tinggi lutut digunakan sebagai indikator dalam pengukuran tinggi badan pada
lansia.
Daftar Pustaka :
Oktavianus
Ch. Salim, dkk. 2006. Tinggi lutut sebagai prediktor dari tinggi badan pada lanjut usia. Januari-Maret 2006,
Vol.25 No.1. http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2012/04/dr-oktav-dkk.pdf. 1 Januari 2016.
Ruliana, dkk. 2012. Pedoman Pengkajian dan
Perhitungan Kebutuhan Gizi Edisi 2. Malang : Instalasi Gizi RSUD Dr.Saiful Anwar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar