Selasa, 02 Februari 2016

Pengukuran Tinggi Lutut



 
Tinggi dan berat badan digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (IMT) yang diukur berdasarkan rasio berat badan (dalam kilogram) dan kuadrat tinggi badan (dalam meter). IMT merupakan ukuran antropometri yang seringkali digunakan untuk menentukan status gizi seseorang. Pengukuran antropometri mempunyai dua jenis yaitu pengukuran ukuran tubuh (body size) dan pengukuran komposisi tubuh (body composition). Banyak cara yang dilakukan untuk pengukuran ukuran tubuh (body size), yaitu panjang badan, tinggi badan, tinggi lutut, rentang lengan, berat badan, dan lebar siku. Disini akan diuaraikan apa dan bagaimana mengukur tinggi badan dengan pengukuran tinggi lutut.
Pengukuran Tinggi Lutut merupakan pengukuran tinggi badan yang digunakan untuk seseorang yang tidak dapat berdiri dengan tegak seperti lansia ataupun yang sedang sakit sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran tinggi badan secara normal. Tinggi lutut berkaitan dengan tinggi badan seseorang dan dapat digunakan untuk mengukur tinggi badan penderita gangguan tulang belakang atau seseorang yang tidak dapat berdiri. Pengukuran tinggi badan pada lansia tidaklah mudah, dan salah satu pengukurannya adalah dengan mengukur tinggi lutut. Berbeda dengan tinggi badan, tinggi lutut hanya sedikit mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia. Proses penuaan tidak mempengaruhi panjang dari beberapa tulang panjang, seperti lengan dan kaki, oleh karena itu, tinggi lutut digunakan sebagai indikator dalam pengukuran tinggi badan pada lansia. 
  Alat pengukur tinggi lutut
            Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam mengukur tinggi lutut secara terlentang :
1.  Pasien tidur terlentang pada tempat tidur (usahakan posisi tempat tidur/kasur rata)
2.  Tempatkan alat penyangga diantara lipatan paha dan betis kaki kiri membentuk sudut siku-siku (90°)
3.  Beri bantuan dengan bantal pada bagian belakang pasien jika alat penyangga terlalu tinggi
4.  Telapak kaki kiri pasien membentuk sudut (90°)
5.   Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri pada bagian tumit dan lutut
6.   Baca angka (panjang lutut) pada alat secara teliti
7.   Catat angka hasil pengukuran
  Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan selain dengan cara terlentang yaitu dengan cara duduk :
1.      Pasien yang akan diukur tinggi lututnya duduk pada kursi
2.      Posisi duduk sempurna (badan tegak, tangan bebas kebawah, dan wajah menghadap kedepan)
3.      Lutut kedua kaki membentuk sudut siku-siku (90°)
4.      Telapak kaki kiri yang diukur juga membentuk sudut siku-siku (90°)
5.      Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian tumit dan lutut
6.      Baca angka (panjang lutut) pada alat secara teliti
7.      Cacat angka hasil pengukuran
            Selanjutnya dihitung menggunakan rumus :
Laki-laki            = 64,19 + (2,02 TL) – (0,04 U)
Perempuan      = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)
  Tinggi badan dapat diprediksi dari tinggi lutut apabila pasien yang akan diukur tidak dapat berdiri dengan tegak dikarenakan sakit ataupun pasien sudah lansia karena tinggi lutut hanya sedikit mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia dan proses penuaan tidak mempengaruhi panjang dari beberapa tulang, oleh karena itu, tinggi lutut digunakan sebagai indikator dalam pengukuran tinggi badan pada lansia.
Daftar Pustaka :
Oktavianus Ch. Salim, dkk. 2006. Tinggi lutut sebagai prediktor dari tinggi badan pada                 lanjut usia. Januari-Maret 2006, Vol.25 No.1. http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2012/04/dr-oktav-dkk.pdf. 1 Januari 2016.
Ruliana, dkk. 2012. Pedoman Pengkajian dan Perhitungan Kebutuhan Gizi Edisi 2. Malang :       Instalasi Gizi RSUD Dr.Saiful Anwar.

 

1 komentar: